Oleh: Nadhirah Shabirina Daulay
Pernahkah kamu merasa dinilai hanya dari bentuk tubuhmu? Atau melihat seseorang di media sosial dan langsung punya asumsi soal kepribadiannya hanya dari penampilannya? Itulah yang dimaksud dengan teori psikologi konstitusi oleh ilmuwan bernama William Sheldon.
Di tahun 1940-an, Sheldon membagi manusia ke dalam tiga tipe tubuh: (1) Endomorf, yaitu tipe tubuh bulat atau gemuk, otot tak terlalu menonjol, memiliki bahu sempit dan pinggul lebar, serta lengan dan kaki yang cenderung pendek. (2) Mesomorf, yaitu tipe tubuh yang atletis dan berotot, bahu lebar serta pinggang sempit seperti huruf V, dan memiliki lengan dan kaki yang kuat. (3) Ektomorf, yaitu tipe tubuh kurus dan ramping, bahu sempit dan dada kecil, serta lengan dan kaki yang panjang. Bentuk tubuh seseorang menggambarkan kepribadiannya, kurus berarti cenderung pendiam, memiliki kebiasaan tetap, hidup teratur, kurang berani bergaul, tak berani bicara di depan banyak orang, sikapnya ragu-ragu dan bila menghadapi kesulitan butuh mengasingkan diri. Yang berotot identik dengan percaya diri, energik, gagah, terlihat lebih dewasa dari yang sebenarnya, dan bila menghadapi kesulitan butuh melakukan suatu tindakan tertentu. Dan terakhir, tubuh berisi dianggap ramah tapi kurang tegas, suka hiburan, suka kenyamanan, dan bila menghadapi kesulitan membutuhkan orang lain.
Meski teori ini kini dianggap terlalu menyederhanakan manusia, ide dasarnya diam-diam masih kita jumpai terutama di dunia media sosial yang serba visual. Hari ini, tubuh bukan hanya soal kesehatan atau penampilan. Di Instagram dan TikTok, bentuk tubuh bisa menjadi “personal brand.” Tubuh langsing dan ideal diasosiasikan dengan gaya hidup sehat, produktif, dan “estetik.” Sedangkan tubuh berisi masih sering dijadikan bahan ejekan atau ditekan lewat narasi yang merendahkan. Bahkan caption yang berbunyi “body positivity” kerap disandingkan dengan visual yang tetap mengikuti standar kecantikan konvensional, sehingga pesan penerimaan tubuh justru kehilangan makna inklusifnya.
Di sinilah “roh” teori Sheldon seperti hidup kembali. Kita memberi label kepribadian berdasarkan bentuk tubuh, seolah-olah kamu bisa tahu apakah seseorang disiplin, cuek, lembut, atau ambisius hanya dengan melihat siluetnya. Padahal, hidup dan kepribadian jauh lebih kompleks dari itu. Yang sering terdampak adalah anak muda. Mereka tumbuh di era digital, di mana validasi sering datang lewat jumlah like atau comment. Banyak yang merasa harus “menyesuaikan diri” agar diterima. Padahal, kepribadian itu tumbuh dari pengalaman, nilai hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain bukan hanya dari berapa lingkar pinggang kita. Tubuh hanyalah satu aspek kecil dari seseorang.
Menerima tubuh kita bukan berarti berhenti merawat diri, tapi menyadari bahwa tubuh bukan satu-satunya hal yang menentukan nilai kita. Tidak ada kepribadian yang bisa disimpulkan dari bentuk badan. Kita bukan hanya ektomorf, mesomorf, atau endomorf, tapi kita adalah manusia dengan berbagai cerita perjuangan, pengalaman dan nilai yang tak terlihat dari luar.
Jadi, kalau kamu sedang scroll dan merasa “kurang” hanya karena melihat tubuh orang lain, pause sebentar. Ingat: layar kecil tak bisa mewakili siapa kita sepenuhnya. Kita sering terjebak dalam ilusi bahwa penampilan fisik adalah hal yang paling penting. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial hanya sebagian kecil dari siapa seseorang sebenarnya. Di balik setiap postingan gambar, video ada cerita pengalaman dan perasaan yang jauh lebih dalam daripada yang terlihat dari luar.
Tubuh kita adalah ciptaan yang harus kita jaga dan rawat, tapi itu bukan menjadi hal satu-satunya yang akan mendefinisikan siapa kita. Jangan biarkan standar kecantikan mengendalikan caramu melihat dirimu sendiri atau orang lain. Setiap individu memiliki kekuatan, kelemahan, impian dan perjuangan yang tak bisa disimpulkan hanya dari ukuran tubuh. Pada akhirnya, nilai dari diri kita berasal dari bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita berbagi kebahagiaan dan bagaimana cara kita mengatasi tantangan hidup. Keindahan sejati datang dari dalam diri kita, dan itu tidak dapat diukur dengan angka pada timbangan atau ukuran pakaian.
Hubungi FunIqra